Namun, nasib tidak selalu berpihak padanya. Sebagai buruh gudang di sebuah toko selama 9 tahun, Iman telah berjuang keras. Namun, diabetes mengubah segalanya. Operasi amputasi pada kakinya membuatnya terpaksa meninggalkan pekerjaannya.

Kini, Iman tidak bisa bekerja. Dia harus menunggu pemulihan dan kontrol pasca operasi. Dalam keadaan seperti ini, Iman dan keluarganya tinggal menumpang di rumah saudara. Sang istri, seorang ibu rumah tangga, memberikan dukungan moral dan berusaha mendapatkan bantuan untuk kesehatan suaminya.

Upaya mereka tidak sia-sia. Mereka telah meminta bantuan kepada rumah sakit swasta di Purwodadi Grobogan untuk mendapatkan kaki palsu. Bagi Iman sekeluarga, kaki palsu adalah harapan baru. Harapan untuk kembali bekerja dan menghidupi keluarganya yang terdiri dari 4 orang. Namun, biaya kaki palsu tersebut mencapai 7,7 juta rupiah yang rasa-rasanya angka itu jauh dari jangkauan Pak Iman sekeluarga.

Saat kisah ini ditayangkan sudah masuk 25 orang yang mendaftarkan untuk mendapat bantuan kaki palsu. Pak Iman tidaklah sendirian, bersama enam orang lainnya mereka sedang didampingi untuk mendapatkan kaki palsu. Masih ada Ibu Nilam, Anak Syakira, Pak Ristiyoko, Pak Agus, Pak Dimas, dan Pak Abdul yang menunggu uluran tangan kita mengumpulkan 42,2 juta rupiah untuk bisa mempunyai kaki palsu.

Semoga perkenalan dengan Pak Iman lewat kisahnya membuat kita terketuk untuk berbagi rejeki mewujudkan harapan mereka. Bersama-sama kita akan membantu Pak Iman, Ibu Nilam, Anak Syakira, Pak Ristiyoko, Pak Agus, Pak Dimas, Pak Abdul, yang lainnya makin berdaya.