Sebagai pekerja pabrik, Warsono harus melaju (pergi pulang) dari Solo ke Semarang untuk menafkahi keluarga. Rutinitas itu kini telah terhenti semenjak ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan satu kakinya harus diamputasi sampai paha. Sudah tiga tahun berlalu Warsono tidak menyerah dengan keadaannya.
Bagaimana Warsono tetap memperjuangan ekonomi keluarganya? mari kita simak kisahnya
-
Rutinitas itu kini telah terhenti semenjak ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan satu kakinya harus diamputasi sampai paha. Namun Warsono tidak menyerah dengan keadaannya.
Rutinitas itu kini telah terhenti semenjak ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan satu kakinya harus diamputasi sampai paha. Namun Warsono tidak menyerah dengan keadaannya.
Sebagai tulang punggung keluarga, selama tiga tahun setelah peristiwa itu, Warsono berusaha tetap bekerja. Menyadari hidup dengan satu kaki di usia yang masih tergolong produktif, membuat niat Warsono tak surut untuk ubet (mencari nafkah). Ia kemudian bekerja sebagai penarik ojek online (ojol) demi menyambung hidup sang istri dan dua putrinya.
Warsono tinggal di rumah petak sederhana berdinding plester dengan dua kamar tidur dan satu toilet. Akses menuju rumah Warsono hanya cukup dilalui oleh satu motor saja. Hal ini juga menjadi salah satu kesulitan yang harus di hadapi Warsono. Untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, istri Warsono ikut bekerja paruh waktu, sebab ia juga harus mengasuh anak-anaknya.
Warsono mempunyai keinginan untuk membeli kaki palsu guna membantu aktifitasnya, namun keinginan itu harus diurungkan sebab harga kaki palsu terlampau mahal. Semoga melalui cerita ini hati kita tergerak untuk membantu Warsono mendapatkan uang sebesar Rp14.480.000 untuk membeli kaki palsu.
Setelah mengirimkan donasi jangan lupa konformasi ke nomor bijiseawi di +628112657785.